Translete This Blog :

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 20 Mei 2011

Hizbut Tahrir dan Pesudo Politik

Oleh: Lukmanul Hakim SThI

Abstraction
Islam was guide peoples about four methode to seek thruthly. They are as same as among onather. The fourth has seldom like sintecis and combine with one others. first, the truth from peur ratio. Prosesening, outhority of ratio seek conclusion with rule of premis until totally. This methode very fopular in secularist scientist. For this entity, among Islamic scientist and secularist as like to get proses of truth. All something can be coherent with rational.
Second, to get conclution with demonstratic logic. Mens observe and reserve reality and has diagnosed about the truth. This various, not more to more important of reality that can be saw with eyes. This area only consentrate by man observe. Therefore, the truth has be called the true if its can fact and exsist with observe and than considerent by ratio.
Thristh, the true was relevant with God massage. The God has insprite mans when he get the truth. And then, the last second methode can be write encouregh an infulfil with the God massage. Islam with “aqidah” and “syariah” guide man to get the truly. I think, this way is named the integgral truthly.
Fourth, the true that most far exchelence from God of Allah Al Mighty. Makrifatullah. This methode beside combine the three unsure before. This for only man that most near to God with beliveness, faithness, worshif, to Allah Almighty continuesly.
In behalf on islamic philoshopy, relevant from that idea, I want to talk about determination about combination between logic, observe, irfan dan hikmah, to be get Islamic methode with Islamic missionary. In this discource, Hizbut Tahrir only take of two the first from this logic structure. It is enough to analisys about urgent, fundamentality of Hizbut Tahrir maensteam.


A. PENDAHULUAN
Nyaris semua organisasi Islam mengusung ide besar soal bagaimana memajukan Islam dan umatnya dari kemunduran. Termasuk organisasi Hizbut Tahrir (HT). Organisasi massa Islam berskala Internasional ini menjadikan politik sebagai agenda nomor wahid. Meski dakwah Islam dan politik dibangunnya dalam satu napas namun tarikan politik lebih kental ketimbang organisasi model salaf saat ini. Pasalnya, HT terbilang paling getol dalam mempropagandakan soal pentingnya organisasi besar berskala dunia yang disebut dengan khilafah. Khilafah nantinya bakalan memayungi umat Islam dalam bidang politik, ekonomi dan kenegaraan di dunia ini.
Lewat khilafah, menurutnya cara paling jitu untuk mengentaskan semua anasir problem umat.
Beda dengan organisasi seperti Ikhwanul Muslimin, Jihad salafi dan Jamaah Tabligh, HT memulai langkahnya dengan melakukan kaderisasi anggota, sosialisasi program hingga mendirikan regim politik Islam yang disebut Khilafah secara ril. Meski ada kesamaan dengan organisasi tersebut diawal, HT, tanpa banyak berbicara soal nilai keislaman secara ketat dan gerakan furipikasi akidah, HT, lebih berfolus pada gerakan khilafah Islam. Di mana dalam strukturnya dipimpin oleh pemimpin tunggal yang disebut dengan khalifah yang diangkat dan dibai’at oleh umat Islam.
Bagi HT, seperti yang tertera dalam buku edarannya, organisasi ini secara langsung menyebut dirinya sebagai partai politik. Namun bedanya, HT enggan bergabung dengan partai politik yang ada atau ikut dalam mainstream sistem politik soal ini. Singkatnya, ia menolak sistem demokrasi, atau model sistem tata negara yang saat ini berkembang di belahan dunia lantaran dituding kufur. Semua paham politik modern lahir dari tangan manusia yang lemah. Beda dengan HT, ia menawarkan sistem politik sendiri. “Demokrasi” versi HT. Di mana setelah HT merebut kekuasaan secara penuh, baru pihaknya membangun sistem multi partai sebagai pelengkap semata dan sedikit banyak menjadi kontrol atas kekuasaan HT.
Pembaca boleh berpendapat lain dalam hal ini, bila dalam agenda besar HT adalah kaderisasi, sosialisasi, dan mendirikan khilafah secara permanen. Menariknya, bagaimana HT mencapai puncak kekuasaan ini, ia membangun lewat kekuatan massa, alias cara revolusi sosial ---meski masalah ini belum diatur secara teknis terkait perlawanan umat dalam menghadapi regim kufur saat umat telah kuat dalam jumlah massa. Mirip, sekali lagi, mirip dengan gerakan revolusi Bolchivic di Rusia yang dipimpin oleh Vledimir Ilyich Ulyanov Lenin (1 Oktober 1927) dan Revolusi paradigmatik di Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Khumaini. (Juli 1979) HT, secara terang-terangan menggunakan sistem model ini dengan membonceng pada sistem demokrasi modern yang saat ini digunakan oleh mayoritas negara di dunia. Hanya saja, saat ini belum ada revolusi yang ia lakukan bisa jadi lantaran belum tercukupi sarat-sarat objektif untuk hal itu.
Bagi HT, upaya yang ia lakukan diawali sepenuhnya diperuntukkan untuk memajukan Islam dan umat Islam melalui cara-cara Islam. Akar teologinya berawal bersumber dari kitab suci Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW, Ijma shahabat dan Qiyas. Hanya dalam menafsirkan ayat dan hadits sepertinya cenderung apa adanya sehingga terkesan rigid. Selain itu, mudah sekali melakukan takfir atau mengafiran atas paham di luar lingkungannya. Karenanya, gerakan HT satu sisi terbilang terbuka karena melibatkan orang banyak dan mencari anggota sebanyal-banyaknya namun ia ketat dalam membaca nash agama, pada sisi lain. Inklusif dalam politik namun ekslusif dalam landaan pemikiran di luar mainstream-nya.
Dalam metodelogi ilmiah, HT hanya menggunakan dua model pendekatan, rasional dan eksperimentasi. Akal dan penginderaan. Meski kedua metodelogi ini dibenarkan dalam penarikan kesimpulan dalam agama namun ia terbatas pada dua potensi besar manusia. Qur’an dan dan hadis hanya dilihat dari dua pendekatan yang relativ terbatas. Padahal di luar itu, masih ada soal potensi manusia yang dapat ditarik dalam penarikan kesimpulan ilmiah. Dia adalah pendekatan hati dan penggabungan selanjutnya, adalah penggabungan ketiganya yang dikenal dengan metode hikmah. Di mana akal dan pengindraan diperkuat dengan bimbingan Ilahi dalam proses pencarian kebenaran.

B. PEMBAHASAN
HT atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan makna “Partai Pembebasan.” Organisasi dakwah dan politik ini didirikan di Kota Al-Quds, Palestina oleh Ustadz Taqiyyudin Al-nabhany tahun 1953 (1437 H). Sebagai mantan hakim di pengadilan banding di tempatnya, ia membangun HT lantaran hendak memajukan umat Islam dan mengeluarkannya dari cengkaraman sistem kafir. Upaya tersebut tak hanya dengan melakukan pengajaran biasa atau sekedar dakwah dalam arti sempit, namun ia dilakukan dengan kerja terpadu yaitu berujung pada pembangunan kembali sistem kekhalifahan Islam seperti sedia kala.
Dasar yang ia pakai adalah Al-Qur’an Surah Al-Imran (3) ayat 104. Pada awal ayat tersebut, bermakna “hendaklah ada diantara kamu,” diartikan sebagai kewajiban untuk mendirikan sebuah komunitas umat Islam untuk melakukan dua hal. Pertama, berdakwah kepada Islam dan kedua, melakukan amar makruf dan nahi munkar atau menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran. Soal control sosial dan dakwah Islam, kalangan ini secara langsung menggunakan qorinah atau keterkaitan dengan inti masalah yang terlalu luas. Sebut saja soal kewajiban mendirikan Khilafah secara ril sebagai buntut dari kewajiban pelaksaaan syariat Islam.
Berangkat dari sini, maka logika yang tebantun bagi mereka adalah untuk melakukan dakwah Isdam dan kontrol sosial sebagai kerja yang wajib dalam agama. Tak hanya itu, ajakan kepada Islam tak hanya membawa materi ajaran Islam samata namun cara-cara yang digunakan harus dengan cara Islam. Masalahnya akan menjadi lain, bila kedua agenda besar tersebut dilakukan dengan cara-cara kufur akan tentu akan terjebak dengan larangan akan menggunakan manhaj yang diharamkan dalam agama. Seperti ketentuan agama, agar umat Islam melaksanakan Islam secara murni dan menyeluruh dengan tujuan kemuliaan itu sendiri.
Argumentasi berikutnya adalah, logika di atas dimunculkan lantaran masalah umat Islam yang mendesak terkait dua hal. Terhitung masalah ini mulai terjadi usai Khilafah Rasyidin hingga saat ini masalah tersebut belum terpecahkan. Sebut saja soal pengaburan fikroh dan thariqoh Islam. Pertama, akibat pengaruh dari metafisika Yunani dalam Islam. Hal ini berujung pada pembiasan dalam Islam sendiri. Kedua, masuknya konsep yang berasal dari bukan Islam dengan tujuan merusak Islam dari dalam.
Ketiga, buntut dari sikap umat Islam yang menjauhkan bahasa arab dalam penarikan hukum. Sebab, kata mereka, bahasa arab adalah bahasa hukum Islam dan sebaiknya umat Islam harus memakai bahasa ini agar Islam dan thariqohnya tetap terjaga. Masalah ini mulai terjadi sejak abad ketujuh hijrah di mana pengaruh bahasa non arab merajalela dalam blantika hukum Islam. Dan keempat, serangan missionaris Barat yang disusul dengan kolonialisasi yang terjadi sejak abad ke-17 M. akhirnya peradaban Islam dipengaruhi oleh peradaban kufur yang justru merusak Islam.
Tujuan HT adalah dua hal, dakwah Islam dan pendirian kembali khilafah Islam. Dua tujuan ini saling kait mengait satu sama lainnya.

Hizbut Tahrir bertujuan melangsungkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Ini berarti mengajak kaum muslim untuk kembali hidup secara Islami di daarul Islam dan masyarakat Islam. Seluruh aktivitas di dalamnya diatur sesuai dengan hukum-hukum syara. Pandangan hidup yang akan menjadi pusat perhatiannya adalah masalah halal dan haram. Di bawah naungan daulah islamiyah atau daulah khilafah, yang dipimpin oleh seorang khalifah yang diangkat dan dibai’at oleh kaum muslim untuk didengar dan ditaati, dan agar menjalankan pemerintahannya berdasarkan kitabullah dan sunah rasul. Juga untuk mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.
Di samping itu, Hizbut Tahrir bertujuan untuk membangkitkan kembali umat Islam dengan kebangkitan yang benar, melalui pola pikir yang cemerlang. Hizb berusaha untuk mengembalikan posisi umat ke masa kejayaan dan kemuliannya. Mengambil alih kendali negara-negara dan bangsa-bangsa di dunia, dan agar kembali menjadi super power di dunia sepeti yang telah terjadi di masa silam, dan memimpinnya sesuai dengan hukum-hukum Islam.
Tujuan Hizbut Tahrir lainnya adalah menyampaikan hidayah (petunjuk syariat) bagi umat manusia, memimpin umat Islam menentang ide-ide, dan sistem perundang-undangan kufur maupun kekufuran itu sendiri secara menyeluruh, sehingga Islam dapat menyelimuti seluruh dunia.

Dari sini kita dapat menarik sebuah kesimpulan, bila tujuan utamanya adalah membangun peradaban Islam yang didalamnya mengusung ajaran tentang pelurusan aqidah Islam dan pola pikir Islam seperti masa awal dalam Islam. Lebih dari itu, HT berkeras untuk mengusai dunia lewat jalur khilafah dan mengikis habis pola pikir yang tidak berdasarkan Islam.
Terkait perekrutan anggota, Hizbut tahrir tergolong terbuka, siapa saja yang beragama Islam dan beraqidah Islam dan ikhlas dapat masuk ke dalam organisasi ini. Longgar memang sarat yang di berikan. Kelonggaran ini, membuat perbedaan mendasar atas organisasi salaf lainnya yang terkesan ketat dalam merekruk calon anggota. Sebut saja, soal ketiadaan tahapan dan penjenjangan tingkatan kader yang diatur dalam HT membuat anggotanya berpeluang semakin besar. Kalau pun, toh, terdapat pembatasan hanya sebatas muhrim dan bukan muhrim semata yang diatur secara langgar dan hal ini sepertinya lumrah dalam organisasi massa Islam.
Soal aktivitas Hizbut Tahrir, gerakan politik dan dakwah bagi organisasi ini menyatu dalam satu napas. Dakwah dalam arti luas, dakwah harakah yang mempropagandakan Islam baik dalam segi akidah maupun siyasah kepada semua umat manusia. Mereka berkepentingan meluruskan akidah umat Islam dari kemusrikan kepada ketuhanan yang sebenar-benarnya yang diatur dalam Islam. Pada saat yang sama, ia juga membebaskan manusia dari sistem kufur. Antara lain yang terpeting sistem demokrasi, sosialisme, komunisme, free mansonry, patriotisme dan nasionalisme dan paham politik modern lainnya. Memasukkan akidah dan muamalah kedalam landasan konsitusi khilafah agar umat Islam dapat dibimbing kepada jalan yang Islam.

1. Landasan Pemikiran Hizbut Tahrir
Kembali pada agenda besar HT, sebagai organisasi dakwah Islam yang bercorak neosalaf. Ia mengambil habis semua teori dan cara dakwah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Mulai dari fase dakwah yang dilakukan nabi, seperti model dakwah di kota Makkah yang tertutup dan penguatan akidah Islam hingga model dakwah di Kota Madinah yang berorientasi pada maslahat umat Islam yang lebih luas. Semua itu diperutukkan untuk menjadaga kemurnian akidah Islam dan kelangsungan keberhasilan dakwah Islam itu sendiri. HT menggunakan dasar hukum Islam yang standar diakui oleh jumhur umat Islam, seperti Al-Qur’an, Hadits, Ijma dan Qiyas. Disamping itu, ia mentolerir pendapat tabi’ien, imam mujtahid dan generasi salaf yang telah diakui kebenarannya.
Dalam pelaksanannya, ide pokok yang termuat di dalamnya didakwahkan kepada semua umat Islam tanpa terkecuali. Mulai dari yang berbentuk halaqoh atau yang berskala luas, gagasan pokok soal manhaj Islam termasuk membongkar keburukan sistem kufur yang melanda negeri muslim dewasa ini dengan tujuan semakin banyak orang yang mengerti akan penyimpangan yang membuat umat Islam tersandera dengan kesalahan tersebut. Maka lewat kesadaran penuh, mereka akan ikut dan menjadi relawan untuk melanjutkan fase politik, yaitu mewujudkan khilafah Islam.

2. Bentuk Dakwah Hizbut Tahrir
Sejalan dengan diskursus paragraph di atas, hizbut tahrir menggunakan konsep dan cara-cara yang dilakukan nabi dalam berdakwah. Ia mengistilahkan dengan daarul kufr yaitu fase kota Makkah di mana hidup dengan sistem non Islam. Islam belum mengatur secara ril. Berikut gerakan dakwah yang dilakukan nabi di kota ini.
Berikutnya, Daarul Islam, yaitu kota Madinah, dengan konsekuensi dakwah terang-terangan dengan corak materi pada maslahat sosial politik umat Islam. Untuk masalah ini terdapat tiga bentuk dakwah HT, pertama, fase tatsqif atau pase pembinaan dan pengaderan. Tujuannya untuk melahirkan kader yang yakin atas garis-garis besar ajaran dan perjuangan HT dan mendorong persiapan pembentukan kader partai secara teknis. Pada bagian ini, tujuan utama adalah memperbanyak pertemuan tertutup dengan sarat utama kader muda yang tangguh agar tugas partai dapat dilakukan secara dinamis dan kuat.
Kedua, setelah junta pemuda terbentuk, masuk pada fase tafa’ul atau tahap konsolidasi kader HT dengan umat Islam secara luas usai digembleng dengan fikrohnya. Tujuannya agar apa yang disampaikan ke depan umat Islam memahami dakwah Islam, menganggap urusan ini sebagai masalah terpenting dalam hidup dan menerapkannya dalam keseharian.
Tahapan ini, terbilang gerakan terbuka dengan agenda rutin pertemuan terbatas dan umum dengan agenda pembahasan terprogram. Antara lain terpenting konsolidasi kader dengan tujuan penguatan pemahaman atas partai dan siap turun pada medan perjuangan dakwah secara luas. Kemudian, propaganda di mimbar dan media massa di masyarakat dengan tujuan membangun kedasaran emosi umat. Selanjutnya, menangkis paham kufur dengan menggantikannya dengan paham Islam. Dan terakhir pada tahapan ini, adalah siap membangun khilafah lewat ‘kudeta.’
Ketiga, fase istilamu hukmi atau penerimaan kekuasaan. Membangun khilafah secara riil dengan konstitusi Islam dan secara bersamaan melakukan ekspansi Islam kesuluruh dunia. Menariknya, semua perjuangan yang dilakukan HT adalah tak melihat hasil yang ada. Ia melihat perjuangan itu pasti ada halangan dan cobaan. Kemenangan dan kekalahan yang sesungguhnya ada pada tangan Allah SWT. Umat Islam hanya diwajibkan berikhtiar, meski dibelahan negara terdapat aktivisnya yang dihukum berat dalam mengemban amanah Islam hal itu bukan kekalahan.
Masih soal metode dakwahnya, dalam kamus HT terdapat istilah thalabun nushroh atau melakukan aliansi taktis dengan pemegang kekuasaan. Tujuannya untuk melanggengkan dakwah Islam dan berkoalisi untuk mencapai kekuasaan politik praktis (khilafah).

2. Membedah Epistimologi Berpikir Hizbut Tahrir
Menarik kiranya untuk sedikit menyuguhkan kepada pembaca soal metode berpikir HT. Asas berpikir yang mereka bangun mirip dengan logika seorang hakim atau asas yang biasa dipakai dalam lembaga peradilan dalam hukum positif, yaitu bukti materil. Bukti yang terlihat kasat mata dan diterima oleh logika. Baginya hanya ada empat faktor soal esensi kebenaran. Baik dalam bentuk logika rasional maupun logika ilmiah. Ia adalah pertama, fakta dan data, kedua, indera yang sehat, ketiga, panca indera dan keempat pemahaman atas materi tersebut.
Pendapat di atas, mirip dengan standar ilmiah menurut Voltaire, ilmuan dan peletak dasar lahirnya revolusi kebudayaan di Eropa dan berujung pada peneguhan dua aliran besar dalam cabang filsafat barat, materialisme dan idealisme. Yang pertama melahirkan empirisme hingga komunisme dan kedua melahirkan rasionalisme hingga positivisme. Tak berlebihan bila penulis mengatakan, dari sini ilmu pengetahuan dan peradaban serta sains dan teknologi Barat dibangun.
Masih soal filsafat, dalam filsafat Islam, model logika HT tersebut ada titik kesamaannya. Sebut saja soal logika burhani (logika murni) dan logika bayani (penginderaan). Hanya saja filsafat Islam tak berhenti pada dua logika semata tapi ia memiliki dua yang lainnya, Irfan dan Teosofi Trandental. Dua terakhir ini, mengedepankan determinasi hati dan tasawuf dan plus dengan praktek ibadah dan hasilnya justru menggabungkan kekuatan dua pertama dengan bimbingan Ilahi. Kontras dengan logika yang ditawarkan Hizbut Tahrir

C. PENUTUP
Menarik untuk dikaji secara mendalam atas realitas organisasi dakwah bercorak salaf Islam dewasa ini. Secara umum mereka sepakat bila Islam dan umatnya harus harus dimajukan. Persoalannya, dari mana harus memulai. HT justru memulai dengan pendekatan politik. Selain aktivitas dakwah Islam yang orsinal tapi harus diiringi secara bersamaan bangunan khilafah Islam secara absolut. Dari sini, umat akan dinaungi dengan bimbingan Islam dan maju dalam masalah keduniaan seperti yang telah terjadi pada dua abad setelah hijrah Nabi Muhamamad SAW.
Tak ada habisnya, untuk menggali khazanah keilmuan pada masalah ini, tentu kekurangan yang pasti terjadi pada lembaran ini. Untuk itu kajian demi kajian mesti dilakukan untuk penyempurnaan dan pendalaman guna pengayaan dan kemajauan dakwah Islam itu sendiri, amin.

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus